Ø Sirkulasi
Sekolah
Hijau ini berada pada Sibang Kaja, Badung, Bali yang terletak pada lahan yang
harus melewati pemukiman warga serta kebun bambu yang terbilang jauh dari jalan
besar. Karena itu sekolah ini sangat memenuhi syarat sebagai sekolah hijau yang
bebas dari polusi udara kendaraan.
Jalan
setapak dibuat untuk memudahkan perjalanan menuju Sekolah Hijau, jalan setapak
yang dibuat menggunakan bebatuan alam disekitar lahan sama sekali tidak
menggunakan aspal atau bahan material lain seperti paving. Kemudian akan
terlihat jembatan masuk utama menuju sekolah sepanjang 22 meter yang dinamai
Jembatan Kul-Kul.
Jembatan
yang terbuat dari bambu dan belarang ini terlihat sangat ramah lingkungan,
pembuatan jembatan ini pun hanya menggunakan tali dan paku dan sebagai
penyambungnya. Walaupun hanya terbuat dari bambu, rancangan jembatan ini
terlihat tidak sembarangan. Konstruksi bambu terlihat di perhitungkan dengan
baik menggunakan bambu-bambu sekitar D10 -D35 mm.
Pada
sisi kiri dan kanan jembatan dipasangi jala guna menutupi celah besar pada sisi
jembatan untuk menghindari terjatuhnya anak-anak atau manusia yang melintasi
jembatan tersebut. Untuk pengamanan tambahannya dipasang pula beberapa ban
pelampung untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan serta tabung Pemadam
Kebakaran Ringan (PAR) atau Fire
Extinguisher untuk menghindari kebakaran yang akan menghancurkan jembatan
dengan mudah karena material bambu yang mudah terbakar.
Beberapa
titik lampu juga terlihat di atap jembatan dan dilengkapi dengan kursi serta
meja yang juga terbuat dari bambu sebagai tempat pos jaga. Lantai jembatan yang
terbuat dari bambu bilah yang kuat pun sangat melengkapi indahnya desain hijau
jembatan pada Green School.
Setelah
melewati jembatan utama kita akan menemukan jalan setapak yang dibuat dari
bebatuan alam yang menuju ke berbagai arah menuju kelas dan ruangan sekolah
lain. Pada sisi sekolah terdapat jalan masuk bagi siswa dan siswi yang
diantarkan menggunakan kendaraan untuk bisa sampai ke sekolah yang dilengkapi
dengan palang pintu sederhana yang terbuat dari bambu.
Dengan
menggunakan sirkulasi dari dua titik masuk dan keluar yaitu sisi yang
dikhususkan untuk pejalan kaki dan sisi untuk kendaraan drop off dapat disimpulkan sirkulasi pada Green School ini
terbilang mudah di akses dan juga sangat ramah lingkungan.
Ø Vegetasi
Penataan vegetasi pada lahan Green School tersebut menggunakan penataan
yang natural, yaitu dimana tumbuhan atau tanaman yang ada di sekitar Green
Scool tersebut dibiarkan tumbuha paadanya bahkan pada beberapa titik, tanaman tersebut
dibiarkan tumbuh didalam bangunan tanpa dilakukan penebangan. Jenis tumbuhannya
pun beragam. Di Green School tanaman bambu paling dibudidayakan di sekitaran sekolah,
tanaman bambu disekolah ini juga berperan
penting dalam keteduhan sekolah tersebut.
Ø
Tata
Massa Bangunan
Massa
bangunan pada Green School di tata sesuai dengan pengelompokkan tingkatan
sekolah. Seperti Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
serta Sekolah Menengah Atas dipisahkan perkelompoknya.
Untuk
aula dan lapangan olahrga di buat di tengah-tengah dari sekitaran bangunan
sekolah sebagai inti atau pusat dari sekolah. Pada pusat dari Green School ini
juga terdapat kantin bagi para siswa dan penghuni sekolah yang tepat berada di
sisi kiri dari lapangan olahraga.
ü
Infrastruktur
Green School
Ø
Drainase
Sistem
drainase dari Green School tersebut sesuai dengan pengamatan dapat dikatakan menggunakan
system drainase underground yaitu
system dibawah tanah atau ditanam di dalam tanah lahan. Dapat juga dilihat
system drainase pada lahan tersebut hanya ada beberapa galian seperti galian dengan
fungsi parit yang kemudian ditutupi dengan batu batako diatasnya agar tidak terlihat
atau tidak nampak dari permukaan tanah.
Selain menggunakan sistem tersebut, system drainase di Green School jika dapat
dimabil kesimpulan adalah memanfaatkan lahan sekolah yang alami tanpa menggunakan
paving atau aspal di dalamnya yang dapat dijadikan sebagai tanah resapan sehingga
banjir dapat teratasi dengan baik apabila lahan tersebut mengalami hujan yang
deras. Dengan memanfaatkan lahan yang alami dan kombinasi dengan vegetasi yang
alami maka banjir akan sangat dapat teratasi pada Green School tersebut. Hal
ini juga diambil dari pengamatan dengan tidak ditemukannya system plumbing pada Green School tersebut.
Ø Energi Alternatif
Sesuai
dengan konsep utama sekolah ini yaitu sekolah hijau atau sekolah dengan konsep ramah
lingkungan, maka segala sesuatunya pun dibuat tidak menggunakan energi seperti biasanya.
Green School ini memanfaatkan berbagai macam energi alternatif sebagai pembangkit
listrik pada bangunan pada sekolah tersebut. Tanpa menggunakan energi listrik
yang disediakan negara atau Perusahan Listrik Negara (PLN), sekolah ini menggunakan
energi yang ramah lingkungan serta dapat menghemat energi yang begitu banyak penggunaannya
di Indonesia atau di semuatempat.
o
Turbin Air
o
Solar
Panel
Solar panel atau alat yang digunakan untuk
membantu menyimpan energi panas matahari dan kemudian didistribusikan untuk energi
listrik pada bangunan ini juga digunakan di sekolah berkonsep ramah lingkungan ini.
Selain turbin air yang memanfaatkan kondisi alam yang ada di sekitaran sekolah,
maka solar panels memanfaatkan energi panas matahari untuk menghasilkan energi listrik.
Hal ini tentu ramah lingkungan karena tidak menghabiskan energi.
Ø
Jalan
Jalan pada
Green School memanfaatkan kondisi alami pada lahan sekolah tersebut dengan tidak
banyak merubah atau melapisi jalan setapak yang menghubungkan antar bangunan dengan
aspal. Apabila menggunakan aspal maka akan merusak kondisi alami pada lahan dan
hal ini akan mempengaruhi konsep ramah lingkungan tersebut.
Jalan setapak yang menghubungkan antar bangunan hanya di buat menggunakan
tanah dan dilapisi dengan batu-batu yang ada untuk menghindari kondisi tanah
yang berair saat turun hujan.
Ø Sistem Penyediaan Air Bersih
Pada Green School terdapat system
tersendiri untuk penyediaan air bersih baik untuk konsumsi ataupun
non-konsumsi. Terdapat sebuah alat untuk menyimpan air bersih yang terlebih dahulu
didapat dari sumur yang kemudian untuk pendistribusian dari sumur menggunakan pipa bawah tanah kemudian dilakukan
penyaringan atau treatment pada mesin
yang sudah tersedia yang kemudian dapat langsung dikonsumsi atau digunakan.
Hal
ini kembali lagi mengusung konsep ramah lingkungan yang tidak banyak menggunakan
pemakaian gas untuk memasak air agar dapat dikonsumsi dan memanfatkan sumber
air bersih yang dekat dengan lahan sekolah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar